Friday, March 20, 2009

Reinsurance Modelling

Reinsurance structure should has the right balance between risk and return therefore maximizing premium income and minimizing risk exposure will be main purpose of structuring treaty program of the company.
Structuring your treaty programs should consider the following things:
  1. entity financial target
  2. risk appetite (reinsured and reinsurer)
  3. asset exposured
  4. corporate plans
  5. historical review and future target (strategic business goal)
  6. catastrophe exposure modelling
  7. domestic and international market review
for multi structure design company should also consider i.e insured/insurer risk appetite and also market pricing and the corporate risk transfer objectives.

All data should be elaborate and making simulation based on the history and expected event in the future. You will need discussion among underwriter and claim assessor. Reinsurance Underwriter should has optional it related to the simulation and future expected events.

As reinsurance manager, having analyze those documents, you should propose your analysis report to management with quantitative and qualitative analysis including frequency and severity and expected retention and it's exposure to equity.

The management will consider the following things before buying reinsurance such as:
  • data and your analysis report
  • profile analysis
  • risk driving to portfolio
  • simulation analysis
Final step should be analyze the structure options, it will related to insurer and reinsurers risk apptite, financial strength and your demand/supply power.

By having those stages the decision result will bring returns:
  1. reinsurance structures/programs will bring good risk transfer balance between risk and premium
  2. technical analysis, reinsurance analysis should an input to the underwriter
  3. reasonable risk portfolio distrubution
  4. profit growth.


thanks,
Fakih Wahyudi

Tuesday, March 10, 2009

Pendaki

Alkisah ada 2 orang yang hendak mendaki sebuah gunung.
1 orang pendaki merupakan pendaki yang professional kita sebut saja dia bernama Yusuf.
1 orang pendaki lainnya adalah pendaki pemula bernama Wahyu.
Dalam perjalan mendaki gunung tersebut, bertanyalah si Wahyu kepada Yusuf.
Suf, kenapa sich dalam perjalanan mendaki ini harus ada batu besar dan jalan yang menonjol?
Kemudian Yusuf mengatakan kepada Wahyu, bahwa dengan batu besar tersebut serta jalan yang menonjol tersebut kita gunakan sebagai pijakan untuk mencapai puncak gunung tersebut.

Hikmah yang dapat kita petik adalah:
Untuk mencapai suatu kesuksesaan penuh sekali dengan aral merintang dan kerikil-kerikil yang harus dilalui.
Dalam norma beragama, seharusnya kerikil-kerikil tersebut merupakan cobaan manusia untuk menjadi manusia yang mencapai posisi puncak dengan demikian dia akan semakin matang.
Kalau kita perhatikan banyak orang mengeluh atas cobaan dan rintangan yang diterima sehingga banyak dari mereka berdoa "agar dijauhi dari segala cobaan". Menurut saya lebih baik doanya menjadi "agar kita dikuatkan untuk menghadapi musibah dan dapat melaluinya dengan ridho ilahi." atas cobaan tersebut maka kita menjadi manusia yang jauh lebih sempurna.
Selain itu, kesalahan fatal kita dalam berdoa adalah kita meminta ilahi memecahkan masalah kita dengan cara kita. Padahal Ilahi memiliki trilliunan cara untuk menghadapi masalah kita dan hanya Dia-lah yang tahu bagaimana solusi terbaik untuk kita. Sungguh manusia banyak sekali yang sombang namun tidak menyadarinya.

Inti dari semua ini adalah, jangan pernah mengeluh atas segala cobaan, hadapi dengan tegar karena Ilahi bersama kita dan yakinlah akan kekuatan doa dan ridhonya.

Wassalam,
Fakih Wahyudi